BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR
BELAKANG
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan
klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien
untuk menemukan tanda klinis penyakit (Wikipedia. 2010).
Biasanya,
pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian kepala dan
berakhir pada anggota gerak. Setelah pemeriksaan organ utama diperiksa dengan
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi.
Untuk bisa melakukan pemeriksaan fisik yang tepat dan akurat maka diperlukan suatu pengetahuan tentang bagaimana anatomi
dan fisiologi fisik. Dengan demikian nantinya bisa ditentukan apakah
pemeriksaan fisik yang dilakukan itu memberikan hasil yang normal ataukah
abnormal.
Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli
medis dapat menyusun sebuah
diagnosis diferensial, yakni sebuah daftar penyebab yang mungkin menyebabkan
gejala tersebut. Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri penilaian
kondisi pasien secara umum dan sistem organ yang spesifik.
Dari berbagai bagian pemeriksaan fisik yang biasa dilakukan kepada pasien,
makalah ini memfokuskan untuk membahas bagaimana pemeriksaan fisik khususnya
pada hati dan
limpa. Makalah ini membahas tentang bagaimana anatomi dan fisiologi tubuh khususnya pada hati dan
limpa, kemudian pemeriksaan apa
saja yang bisa dilakukan pada hati dan limpa, serta abnormalitas yang mungkin ditemukan dalam hati dan
limpa.
I.2 RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan
masalah pada pemeriksaan hati dan limpa ini adalah sebagai berikut:
1.
Apakah organ
hati dan limpa itu ?
2.
Bagaimana
anatomi dan fisiologi hati dan limpa ?
3.
Bagaimana
cara melakukan pemeriksaan pada hati dan limpa ?
4.
Apa
saja yang akan dilihat, didapat, atau didengar pada inspeksi, palpasi, perkusi,
dan auskultasi ?
I.3 TUJUAN
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
I.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui
pemeriksaan pada hati dan limpa.
I.3.2 Tujuan Khusus
Mengetahui
manfaat dari pemeriksaan pada hati dan limpa.
I.4 MANFAAT
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini
sebagai berikut :
1.
Bagi
penulis
Dapat
lebih mengetahui pemeriksaan pada hati dan limpa sehingga dapat menjadi bekal
untuk penulis dalam melakukan pemeriksaannya.
2.
Bagi
masyarakat
Dapat
memberikan informasi yang benar kepada pasien, keluarga, masyarakat sehingga
lebih mengenal dan mengetahui tentang pemeriksaan pada hati dan limpa.
3.
Bagi
institusi
Dapat
memberikan infomasi obyektif mengenai pemeriksaan pada hati dan limpa kepada rekan
mahasiswa khususnya DIII Fisioterapi.
BAB
II
PEMBAHASAN
II.1 Hati
II.1.1 Anatomi
dan Fisiologi Hati
Anatomi
Hati
adalah organ yang terbesar yang terletak bagian atas cavum abdominis, di bawah diafragma, di kedua sisi kuadran
atas, yang sebagian besar terdapat pada sebelah kanan. Beratnya 1.500 gr
atau 2,5 % dari berat badan orang dewasa normal. Pada kondisi hidup berwarna
merah tua karena kaya akan persediaan darah. Hati terbagi menjadi lobus kiri
dan lobus kanan yang dipisahkan oleh ligamentum falciforme. Lobus kanan
hati lebih besar dari lobus kirinya dan mempunyai 3 bagian utama yaitu : lobus
kanan atas, lobus caudatus, dan lobus quadratus.
Untuk mengetahui
perbedaan bentuk hati normal dan tidak normal dapat dilihat pada gambar berikut
:
Gambar
2.1 Anatomi Hati Gambar
2.2 Hati Normal
Hati disuplai oleh dua pembuluh darah
yaitu :
1.
Vena porta
hepatica yang berasal dari lambung
dan usus, yang kaya akan nutrien seperti asam amino, monosakarida, vitamin yang
larut dalam air, dan mineral.
2.
Arteri hepatica, cabang dari arteri
kuliaka yang kaya akan oksigen.
Cabang-cabang pembuluh darah vena porta hepatica dan
arteri hepatica mengalirkan darahnya ke sinusoid. Hematosit menyerap
nutrien, oksigen, dan zat racun dari darah sinusoid. Di dalam hematosit zat
racun akan dinetralkan sedangkan nutrien akan ditimbun atau dibentuk zat baru,
dimana zat tersebut akan disekresikan ke peredaran darah tubuh.
Fisiologi Hati
Fungsi utama hati yaitu :
a.
Untuk metabolisme
protein, lemak, dan karbohidrat. Bergantung kepada kebutuhan tubuh, ketiganya
dapat saling dibentuk.
b.
Untuk tempat
penyimpanan berbagai zat seperti mineral (Cu, Fe) serta vitamin yang larut
dalam lemak (vitamin A,D,E, dan K), glikogen dan berbagai racun yang tidak
dapat dikeluarkan dari tubuh (contohnya : pestisida DDT).
c.
Untuk detoksifikasi
dimana hati melakukan inaktivasi hormon dan detoksifikasi toksin dan obat.
d.
Untuk fagositosis
mikroorganisme, eritrosit, dan leukosit yang sudah tua atau rusak.
e.
Untuk sekresi,
dimana hati memproduksi empedu yang berperan dalam emulsifikasi dan absorbsi
lemak
II.1.2 Pemeriksaan
pada hati
A.
Inspeksi
- Pemeriksaan hati dimulai dari sisi kanan pasien. Pasien berbaring terlentang. Perhatikan bentuk perut Normal : simetris
Abnormal :
·
Membesar dan melebar à
ascites
·
Membesar dan tegang à
berisi udara ( ilius )
·
Membesar dan tegang daerah suprapubik à
retensi urine
·
Membesar asimetris à
tumor, pembesaran organ dalam perut
2. Perhatikan
umbilicus, adanya tanda radang dan hernia atau tidak.
3. Dan lihatlah kulit pasien untuk tanda-tanda penyakit hati,
seperti :
1)
Palmar eritema
Kemerahan
pada telapak tangan, terutama pada pangkal ibu jari dan jari kelingking disebut
eritema palmaris. Hal ini sering dikaitkan dengan gagal hati kronis, dan
karenanya juga disebut telapak hati. Meskipun bukan merupakan tanda khas.
2)
Xanthomatosis
Hal
ini ditandai dengan akumulasi lipid berbentuk kecil, berwarna kuning, benjolan
datar yang disebut xanthomas, di bawah kulit. Benjolan tersebut diamati
terutama pada jari-jari, siku, lutut dan sendi lainnya, serta pada tangan dan
kaki. Hal ini dapat terjadi dalam kasus metabolisme lipid yang berubah karena
kerusakan hati.
3)
Caput medusa
Portal
hipertensi menyebabkan pelebaran pembuluh darah paraumbilikalis yang hadir di
dekat pusar. Akibatnya, pembuluh darah, yang dinyatakan nyaris tak terlihat melalui
permukaan kulit, menjadi sangat menonjol dan terlihat membesar dan membengkak.
Mereka muncul seperti struktur tubular biru memancar dari pusar, dalam pola
yang menyerupai ular Medusa. Oleh karena itu namanya caput medusa (kepala
Medusa).
4)
Spider Nevi
Spider angioma,
pembuluh darah laba-laba atau spider nevus ditandai dengan pelebaran pembuluh
darah dekat permukaan kulit. Tampaknya seperti lesi dengan titik merah pusat,
dan memancar ekstensi merah yang menyerupai jaring laba-laba. Hal ini sering
diamati pada leher, wajah, lengan dan bagian atas badan. Kehadiran lebih dari
lima spider nevi dianggap menjadi tanda gagal hati.
5)
Ascites
Hal ini
mengacu pada penumpukan cairan dalam rongga peritoneal, dan merupakan hasil
dari tekanan darah rendah albumin dan meningkat pada pembuluh darah dari hati
(hipertensi portal). Tahap awal penumpukan cairan mungkin asimtomatik, tetapi
sebagai akumulasi bertambah satu mungkin mengalami kembung dan sakit perut.
Penumpukan yang berlebihan menyebabkan distensi perut dan sesak napas.
B.
PALPASI
1)
Posisi pasien tidur terlentang.
2)
Pemeriksa disamping kanan dan menghadap pasien.
3)
Pemeriksa meletakkan tangan kiri dibawah torak/ dada
kanan posterior pasien pada iga kesebelas dan keduabelas dan kemudian ditekanan
kearah atas.
4)
Telapak tangan kanan diletakkan di atas abdomen,
jari-jari mengarah ke atas / superior pasien dan diekstensikan sehingga
ujung-ujung jari terletak di garis klavikular di bawah batas bawah hati.
5)
Kemudian ditekan dengan lembut ke dalam dan ke atas.
6)
Pemeriksa meminta pasien untuk menarik napas. Hati akan bergerak ke bawah karena
gerakan ke bawah diafragma dan mencoba meraba tepi hati saat
abdomen mengempis untuk merasakan
tekstur hati, yaitu lembut / perusahaan / keras / nodular.
Yang dihasilkan dari pemeriksaan
palpasi yaitu:
- Rasa sakit –> nyeri tekan karena peregangan organ-organ, peregangan peritonium, dan tumor.
- Defans muskuler.
Normal
: tidak teraba / teraba kenyal, ujung tajam.
Abnormal
:
·
Teraba nyata ( membesar ), lunak dan
ujung tumpul à
hepatomegali
·
Teraba nyata ( membesar ), keras tidak
merata, ujung ireguler à
hepatoma
C.
PERKUSI
Hati apabila dilakukan perkusi akan menimbulkan suara yang
pekak. Hal ini dikarenakan karena konsitensi hepar yg keras.
Untuk batas
kanan hati, Perkusi dilakukan pada linea midclavicula dextra. Untuk batas atas
kanan atas hati dilakukan perkusi dari ½ os. Clavicula ke caudal sehingga akan
memunculkan suara sonor (pada paru) hingga didapatkan suara pekak (oleh hepar).
Sedangkan batas bawah hati, perkusi dilakukan pada SIAS ke cranial
sehingga akan didapatkan suara timpani (pada abdomen) hingga di dapatkan suara
pekak (oleh hepar). Lalu kita ukur, ukuran dari hati pasien dari batas kanan
atas hati sampai batas kanan bawah hepar tadi. Normalnya liver span (jarak
redup oleh karena adanya hati) berkisar 6-12 cm. Dapat dikatakan terjadi
hepatomegali (perbesaran hepar) bila batas atas didapatkan naik 1 ICS (pada ICS
V) dan batas bawah turun >2cm di bawah arcus costae atau jarak redup
>12cm.
Sedangkan untuk batas kiri hati dilakukan pada linea midsternalis. Untuk
batas kiri atas hati bisa ditarik garis langsung dari batas kanan atas hati
tadi ke medial. Untuk batas kiri bawah hati, dapat dilakukan perkusi dari
umbilicus ke cranial, akan didapatkan suara timpani pada abdomen dan pekak oleh
karena adanya hati. Batas normal liver span pada lobus kiri hepar yaitu sekitar
4-8cm. Dapat dikatakan terjadi hepatomegali bila didapatkan batas kiri bawah
hepar >2cm dibawah processus xiphoideus atau liver span >8cm.
D.
AUSKULTASI
Setelah melakukan serangkaian
pemeriksaan hati, seperti inspeksi, palpasi perkusi selanjutnya adalah
auskultasi. Mendengarkan jika adanya bruit hati atau vena berdengung.
·
Abdominal Venous Hum
Abdomen dengan
hati-hati diperiksa untuk kehadiran vena superfisial melebar atau caput medusa
(varises memancar dari umbilikus). Jika
ada, ini ringan teraba untuk kehadiran sensasi. Jika sensasi hadir, hum vena
hadir. Hum ini dapat didengarkan dengan
menggunakan tekanan ringan dengan bel atau diafragma stetoskop. Jika
terdeteksi, hum dapat dilenyapkan dengan meningkatkan tekanan stetoskop atau
dengan menekan vena dengan tangan bebas. Dengung
vena perut, seperti dengung vena leher rahim, adalah menderu terus menerus,
yang dapat diterjemahkan ke perut atau dapat menyebar ke dada.
Yang sangat penting
bahwa untuk mendengarkan dengung vena perut tidak harus bingung dengan suara
pernapasan dan bising usus. Masalah suara pernapasan dapat diselesaikan dengan
meminta pasien menahan nafas. Bising usus bisa sangat membingungkan, tetapi
biasanya dapat dibedakan dengan dentingnya, berubah, dan kualitas berselang.
·
Hepatic
Arterial Bruit
Perut
diperiksa dengan palpasi dan perkusi untuk menentukan ukuran hati, lokasi, dan
konfigurasi. Hati kemudian auskultasi menggunakan tekanan cukup kuat dengan
baik bel atau diafragma stetoskop. Sebuah bruit
arteri mungkin terbatas sistol atau menjadi sistolik dengan ekstensi ke
diastole atau kontinu. Ada banyak penyebab bruit arteri perut, dan
sulit, jika bukan tidak mungkin, untuk memastikan bruit datang dari hati.
Namun, jika hati besar dan stetoskop ditempatkan langsung di atasnya dan bruit
tidak terdengar di lokasi yang jauh dari hati, kemungkinan sangat mendukung
bruit yang berasal dari aliran darah arteri atau dalam hati.
·
Hepatic Friction Rub
Pasien diperiksa untuk
ukuran, lokasi, dan konfigurasi hati. Tekanan
ringan tangan saat memeriksa digunakan untuk merasakan sensasi atas hati yang
berhubungan dengan pernapasan. Jika terasa, friction rub akan didengar, tapi rub
lebih sering didengar dan tidak terasa. Sebuah friction rub hati terdengar
dekat dengan telinga dan sangat mirip dengan suara yang dihasilkan oleh
menggosok paksa jempol dan telunjuk bersama-sama dekat dengan telinga. Jika rub
sedang diproduksi oleh gerakan hati, rub biasanya akan terbatas pada perut dan
tidak akan menyebar ke dada. Demikian juga rub gesekan yang disebabkan oleh
pergerakan pleura tidak akan terdengar di hati.
II.2
LIMPA/LIEN
II.2.1
Anatomi dan fisiologi limpa
Anatomi
Lien/ spleen/ limpa merupakan organ RES (Reticuloendothelial system)
yg terletak di cavum abdomen pada regio hipokondrium/ hipokondriaka sinistra.
Lien terletak sepanjang costa IX, X, dan XI sinistra dan ekstremitas inferiornya
berjalan ke depan sampai sejauh linea aksillaris media. Lien juga merupakan
organ intra peritoneal.
Morfologi Lien
Lien memiliki 2 facies, facies diaphragmatica yang berbentuk
konvex dan facies visceralis yg berbentuk lebih datar.
Facies diaphragmatica lien berhadapan dengan diaphragm dan
costa IX- XI sinistra. Sedangkan facies visceralis nya memiliki 3 facies, yaitu
facies renalis yang berhadapan dengan ren sinistra, facies gastric yang
berhadapan dengan gaster, dan facies colica yang berhadapan dengan flexura coli
sinistra. Ketiga facies tersebut bertemu pada hilus lienalis. Dimana hilus
lienalis merupakan tempat keluar dan masuknya dari vasa. N. lienalis. Pada
hilus lienalis, juga merupakan tempat menggantungnya cauda pancreas.
Lien memiliki 2 margo, yaitu margo anterior dan margo
posterior. Selain itu, lien juga memiliki 2 ekstremitas, yaitu ekstremitas
superior, dan ekstremitas inferior.
Penggantung
Lien
-
Lig. Gastrolienalis yg membentang dr hilus lienalis smp pada curvature major
gaster.
-
Lig. Lienorenalis
Fisiologi
Fungsi
Lien:
-
Organ limfoid terbesar
-
Tmp pembentukan sel darah saat foetus
-
Tempat perombakan Hb
III.2. PEMERIKSAAN LIMPA
1.
INSPEKSI
Posisi pasien rileks
sehingga otot perut santai. Oleh karena itu , pasien harus:
·
berbaring datar
·
kedua lengan di sisi tubuh
Yang perlu
diperhatikan pada pasien saat inspeksi adalah :
·
Massa cairan, bekas luka , dan lesi ( trauma )
·
Atrofi / hipertrofi
·
Perubahan warna
·
Pembengkakan (tumor)
·
Massal otot / simetri
·
Buncit perut
·
Splenomegali - massa menggembung dapat dilihat
muncul dari di bawah batas kosta kiri memperluas diagonal ke arah kanan bawah Quadrant
( RLQ ).
2.
PALPASI
Biarkan
pasien berbaring dengan nyaman dan menekuk lutut untuk relaksasi otot-otot
perut. Manuver ini membuat palpasi limpa jauh lebih mudah. Dan mendukung
belakang sisi kiri perut dengan tangan kiri pemeriksa menyangga punggung kanan penderita pada coste 11 dan 12 dan
kemudian meraba sisi kiri perut ( terutama pada pertengahan garis klavikularis
) dari bawah tingkat umbilikus dengan tangan kanan pemeriksa. Periksa dengan
meraba ujung limpa pada saat pasien inspirasi yang mendalam. Kemudian meraba
sisi kiri perut dan menggerakkan tangan dengan lembut ke arah batas kosta kiri
untuk mencapai lokasi limpa.
Normal : Sulit di raba, teraba bila ada
pembesaran
3.
PERKUSI
Perkusi ada
tiga metode, metode tersebut adalah :
1.
Perkusi pada Traube's Space
o
Batas Left anterior garis
aksila, rib ke-6, batas kosta
( lihat Gambar 1 )
( lihat Gambar 1 )
o daerah
ini terdapat resonan pada saat perkusi
o suara
redup (dullness) menunjukkan kemungkinan pembesaran limpa
2.
Perkusi dengan metode Castell
o perkusi
di ICS kiri terendah di anterior garis aksila ( biasanya ICS 8 atau 9 ). ( lihat Gambar 1 )
o ruang
ini harus tetap resonan saat inspirasi penuh
o suara
redup (dullness) saat inspirasi penuh menunjukkan kemungkinan limpa
pembesaran ( tanda Castell yang positif )
pembesaran ( tanda Castell yang positif )
Gambar 1
: The Landmarks for Traube’s Space and the area to percuss to elicit
Castell’s sign
3.
Perkusi dengan metode Nixon ( opsional )
o menempatkan
pasien dalam side lying / dekitus lateral dextra.
o mulai
perkusi tengah sepanjang batas kosta kiri
o melanjutkan
garis tegak lurus terhadap batas kosta kiri
o jika
batas atas keredupan meluas > 8 cm di atas batas kosta Kiri, ini menunjukkan
kemungkinan splenomegali.
Gambar 2 : The
landmarks used in Nixon’s Method
4.
AUSKULTASI
o systolic murmur over spleen
- splenomegali masif (melebar, arteri limpa berliku-liku).
o Tepi atas dari limpa tidak
teraba.
o
RUB limpa pada auskultasi (saat
napas pasien inspirasi
dan ekspirasi).
BAB III
PENUTUP
III.1 KESIMPULAN
Hati
adalah organ yang terbesar yang terletak bagian atas cavum abdominis, di bawah diafragma, di kedua sisi kuadran
atas, yang sebagian besar terdapat pada sebelah kanan. Beratnya 1.500 gr
atau 2,5 % dari berat badan orang dewasa normal. Pada kondisi hidup berwarna
merah tua karena kaya akan persediaan darah. Fungsi
utama hati yaitu :
a.
Untuk metabolisme
protein, lemak, dan karbohidrat. Bergantung kepada kebutuhan tubuh, ketiganya
dapat saling dibentuk.
b.
Untuk tempat
penyimpanan berbagai zat seperti mineral (Cu, Fe) serta vitamin yang larut
dalam lemak (vitamin A,D,E, dan K), glikogen dan berbagai racun yang tidak
dapat dikeluarkan dari tubuh (contohnya : pestisida DDT).
c.
Untuk
detoksifikasi dimana hati melakukan inaktivasi hormon dan detoksifikasi toksin
dan obat, dll.
Lien/ spleen/ limpa merupakan organ RES (Reticuloendothelial
system) yg terletak di cavum abdomen pada regio hipokondrium/ hipokondriaka
sinistra. Lien terletak sepanjang costa IX, X, dan XI sinistra dan ekstremitas
inferiornya berjalan ke depan sampai sejauh linea aksillaris media. Lien juga
merupakan organ intra peritoneal. Fungsi Lien adalah sebagai Organ
limfoid terbesar, Tempat pembentukan sel darah saat foetus, dan Tempat
perombakan Hb.
Pemeriksaan pada hati dan limpa dapat dilakukan dengan
melakukan inspeksi atau mengamati secara spesifik yang berhubungan dengan penyakit
hati dan limpa, kemudian palpasi, perkusi dan auskultasi.
DAFTAR PUSTAKA
Kenneth Walker, Dallas Hall, and Willis Hurst.1990.Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations. 3rd edition. Boston: Butterworths.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar